Tampilkan postingan dengan label outbond training. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label outbond training. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 April 2009

Kondisi eksternal yang mempengaruhi dunia usaha, membuat organisasi bisnis atau perusahaan dalam tekanan yang besar untuk tetap dapat mempertahankan kualitas dan efisiensi usahanya. Untuk itu suatu perusahaan saat ini membutuhkan manajemen yang efektif.

Untuk menghasilkan Manajemen yang efektif, perusahaan harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya agar mampu bekerja secara Tim. Peningkatan sumber daya manusia ini berkenaan dengan perilakunya, baik secara individu maupun ketika berinteraksi di dalam Tim. Keberhasilan bekerja dalam suatu tim membutuhkan suatu pelatihan outbound atau out bound training di tempat out bound untuk dapat memiliki kemampuan, keterampilan dan kemauan bekerja sebagai satu tim.

Keunggulan organisasi berbasiskan tim dikarenakan makin terspesialisasinya kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Kenyataan ini menunjukkan kedalaman kompetensi dan independensi kerja, tetapi sekaligus juga mengindikasikan makin tingginya saling ketergantungan antar individu, antar unit, antar bagian, dan seterusnya, agar sasaran akhir perusahaan dapat dicapai. Jadi, bekerja sebagai tim tampaknya bukan lagi sekedar pilihan, melainkan merupakan keharusan yang perlu ditempuh.

Dengan kerangka pikir diatas, di tempat outbound ada beberapa program pelatihan outbound (outbound training) berupa games outbound yang dapat merealisasikan Organisasi anda memiliki Manajemen yang Efektif.

Program Pelatihan tersebut terdiri dari :
Personal Effectiveness Program Outbound Training : Program game outbound pengembangan diri di tempat out bound agar peserta pelatihan menjadi pribadi yang efektif. Dengan mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi dalam games outbound, serta berorientasi pada pola pikir prestatif.

Effective
Team Building
Program Out Bound Training : Program pelatihan agar karyawan menjadi "Team Player' yang handal. Saling ketergantungan, kerjasama, pentingnya komunikasi dan membangun suatu tim yang kompak adalah tujuan dari pelatihan ini.

Quality Leadership Program Pelatihan Out Bound : Program game out bound pelatihan ini mengasah jiwa kepemimpinan yang terdapat pada diri peserta. Permasalahan-permasalahan dalam games out bound yang ada perlu dihadapi oleh peserta dengan pengambilan keputusan yang berkualitas. Kepercayaan diri, kemampuan untuk memimpin kelompok, kemandirian dan kemampuan untuk mengayomi dari para peserta dalam game outbound di tempat outbound akan digali dan dipelajari sebagai suatu bekal dalam kepemimpinan mereka di kehidupan sehari-hari.

Program Pelatihan Out Bound ini akan banyak mempergunakan alam bebas sebagai medianya dengan game out bound. Para peserta akan mempelajari semua materi dari kegiatan out bound atau games out bound yang akan diadakan di alam terbuka. Program out bound ini akan dilakukan dengan komposisi 70 % di alam terbuka dan 30 % diskusi kelompok sebagai penunjang dari setiap kegiatan. Setiap aktifitas outdoor ini memerlukan stamina, perhatian, konsentrasi.

Dengan metode pembelajaran "Experiental Learning" diharapkan peserta akan dapat mengevaluasi tindakan, selanjutnya menentukan tujuan yang akan dicapai dengan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Peserta akan dihadapkan dengan keadaan yang nantinya dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari, dan juga membuat pemahaman terhadap suatu permasalahan akan semakin tinggi sehingga implementasinya juga semakin mudah. Walaupun sebagian besar pelatihan dilakukan di alam terbuka, keselamatan tetap terjaga.

http://www.outbound-training.com/

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Tempat Outbound - Pelatihan Outbound - Outbound Training - Game Outbound - Games Outbound - Out Bound Training - Tempat Out Bound - Pelatihan Out Bound - Game Out Bound - Games Out Bound - Out Bound dan Tempat Outbound : Pelatihan Outbound - Game & Games Outbound - Out Bound Training di 88db.com

Sabtu, 04 April 2009

Friska sedang membereskan baju-bajunya dan memasukkannya ke dalam traveling bag warna pink kesayangannya. Wajahnya tampak berseri-seri sambil memasukkan satu persatu barang bawaannya. Besok adalah hari yang telah sebulan ini ia tunggu-tunggu. Malam ini malahan mungkin ia akan susah tidur karena sangat excited dan ingin cepat-cepat besok ke Taman Wisata Matahari.
Apa pasal? Ternyata dara kecil berusia 12 tahun ini akan pergi liburan bersama teman-temannya besok ke Taman Wisata Matahari. Istimewanya lagi, liburan kali ini tanpa melibatkan orangtua! “Awalnya saya memang tidak mengizinkan ia pergi liburan hanya dengan teman-temannya dan tanpa pengawasan saya dan Frans. Apalagi tempatnya pun jauh dan menginap pula,” kata Lydia.
Lantas apa yang membuat mama dari Friska ini akhirnya mengeluarkan "surat izin" liburan keluar kota tanpa pengawasan orangtua? Berawal dari negosiasi tentunya. Permintaan liburan keluar kota selama 3 hari 2 malam berhasil ditawar menjadi 2 hari 1 malam. Plus, ternyata orangtua Kirana ikut. Kebetulan memang cottage yang akan ditinggali selama di Anyer memang milik orangtua Kirana. Jadi setelah melalui berbagai macam pertimbangan, akhirnya Friska pun mengantungi "surat izin" liburan permainan outbound tanpa orangtuanya.

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Bila Friska liburan bersama teman-temannya atas rencana mereka sendiri, berbeda dengan Binyo. Pemuda kecil seumuran Friska ini minta diikutkan liburan outbound training. Orangtua pun tidak boleh ikut, karena hanya sebatas mengantar sampai tempat bis carteran saja. Orangtua Binyo pun sempat khawatir, tetapi akhirnya melepaskan juga.

SENANG AKTUALISASI
Michael Grose PhD, seorang parent educator memaparkan bahwa ketika anak beranjak remaja, hal yang sulit dilakukan adalah memilih jenis liburan management outbound. “Sebagian besar anak-anak yang beranjak remaja mulai tidak menyukai bepergian bersama keluarga, karena cenderung lebih senang berkumpul dan pergi bersama teman-teman seusianya,” ujarnya.

SIAP MENTAL
Liburan management outbound tanpa orangtua ini memang lebih cocok untuk si pra remaja -bila mempertimbangkan kesiapan mental dan tingkat kemandiriannya. “Anak-anak yang berusia 9-12 tahun biasanya sudah bisa mandiri. Entah itu dalam mengatur diri, menjaga perlengkapan pribadinya, sampai pada kemampuan bersosialisasi, adaptasi dan berkomunikasi,” sambung Grose lagi. Paling tidak, bila harus mengikuti paket liburan permainan outbound tanpa orangtua seperti halnya Binyo di atas, mereka sudah bisa diandalkan.

Pendapat Grose pun dilengkapi oleh Nancy Samalin, pendiri dari Parent Guidance Workshops, New York. “Walaupun dari segi usia sudah cukup bisa diandalkan, tetapi sebenarnya kemandirian dan kesiapan mental seorang anak bukan hanya ditentukan dari usianya, karena ada faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan. Lingkungan dan pola asuh orang tua pun berpengaruh,” katanya. Samalin yang juga sudah menulis beberapa buku mengenai parenting ini pun melanjutkan bahwa setiap anak adalah unik dan berbeda karakternya, sehingga tidak bisa dipukul rata.

Yang jelas, keluarga yang telah membiasakan anaknya untuk bersikap mandiri sejak dini tentunya akan mental seorang anak lebih siap untuk berlibur sendiri tanpa ditemani atau dibawah pengawasan orangtuanya. Bila si anak sudah tergolong mandiri pun, harus dipertimbangkan lagi lokasi liburannya, karena belum tentu ia terbiasa beraktivitas di luar ruangan, terutama dalam situasi dan kondisi seperti outbound training.

http://www.parentsguide.co.id/

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Management Outbound ~ Permainan Outbound ~ Outbound Training ~ Taman Wisata Matahari dan Management & Permainan Outbound Training - Taman Wisata Matahari Bogor di 88db.com