Sabtu, 11 Juli 2009
Sign board untuk proyek, pentingkah ? Sebuah pertanyaan sepele tetapi menggelitik yang perlu untuk direnungkan. Apalagi bagi yang senang menyoroti atau membahas masalah-masalah pembangunan infrastruktur fisik. Pembangunan Infrastruktur fisik dalam setiap tahun APBN menyerap porsi pendanaan yang termasuk terbesar selain anggaran gaji pegawai dan pendidikan. Tapi jika alokasi-alokasi di departemen lainnya yang juga selalu ada menyangkut pembangunan fisik ikut dihitung, maka anggaran yang diperuntukkan menjadi sangat-sangat besar.
Disinilah letak pentingnya sebuah vintage sign art proyek untuk dibuat. Vintage sign bukan hanya sebagai komponen pelengkap, tetapi vintage art sudah menjelma menjadi identitas eksistensi proyek itu sendiri. Sign art bukan hanya sekedar “plank” , tetapi vintage board juga merupakan penjamin pertama apakah tranparansi anggaran dapat dilaksanakan ataukah tidak. Mengapa demikian ? Di era serba transparan dimana KKN diharamkan seperti sekarang, fungsi keterbukaan tersebut dimulai dari awal sampai akhir pembangunan. Dari awal yaitu proses pra lelang, pelelangan, pelaksanaan, pengawasan sampai akhir yaitu pemeliharaan sebuah proyek pembangunan.
Vintage board bukan lagi sekedar kewajiban pelaksana proyek (kontraktor) untuk membuat vintage sign, tetapi vintage sign art sudah menjadi amanat kontrak kerja pelaksanaan yang sudah disetujui (dalam hal ini anggaran pembuatannya selalu dibuat dalam item khusus tersendiri). Vintage art sudah menjadi hak publik / masyarakat untuk mendapat informasi tentang bagaimana negara menggunakan uang rakyatnya.
Dalam sign art akan tercantum : nama proyek, nomor kontrak proyek, asal anggaran yang dipakai (APBN/APBD/loan/hibah/Inpres dsb), besar anggran proyek, volume atau ukuran pekerjaan, lama pelaksanaan proyek, nama perusahaan pelaksana proyek dan nama perusahaan pengawas proyek. Hal-hal tersebut jika diselidiki cermat akan segera mengarah dari sisi mana penyimpangan-penyimpangan akan, sedang atau telah terjadi. Sebaliknya Jika diselidiki cermat juga vintage board merupakan alat bukti pembela kontraktor dari tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar.
Sayangnya kesadaran kontraktor ataupun pengawas dalam hal membuat atau mengingatkan untuk melaksanakan pembuatan sign board ini masih rendah. Terutama untuk proyek dengan waktu pelaksanaan dan anggaran yang kecil, kecenderungan untuk tidak dibuatnya atau tidak menyegerakan pembuatan vintage board masih besar. Masih banyak yang menganggap bahwa hal pembuatan papan nama tersebut hanya masalah sepele dan tidak perlu. Mereka menganggap itu hanya proyek buang-buang waktu. Untuk itulah semoga para kontraktor pelaksana dan pengawasnya dalam satu proyek bisa memahami akan hal ini…. Papan nama, sepele tapi sangat-sangat perlu !!
http://korantarget.wordpress.com/
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Vintage Sign ~ Vintage Sign Art ~ Vintage Art ~ Sign Art ~ Vintage Board ~ Sign Board ~ Vintage ~ Board dan Vintage Sign : Vintage Sign Art – Vintage Sign Board Bekasi di 88db.com
Sabtu, 30 Mei 2009
Seni tulis untuk mengenalkan sebuah produk atau sign board selama ini dibuat di atas kertas atau yang dikenal dengan nama poster. Namun, di Ubud,
Seniman itu adalah Sugeng. Saat ditemui SCTV baru-baru ini, vintage board buatan Sugeng itu merupakan kreasi vintage sign art yang diadopsi dari poster model lama yang berasal dari Prancis dan biasa digunakan untuk memperkenalkan suatu tempat seperti kafe, bar dan restoran. Sugeng mengatakan ide pembuatan vintage sign board miliknya itu berawal dari pesanan warga Prancis yang ingin dibuatkan vintage sign art dengan konsep klasik dan unik seperti poster. Akan tetapi, bahannya terbuat dari papan dan kayu yang dicat kayu dan cat tembok serta hurufnya harus ditulis dengan tangan.
Satu sign board vintage art buatan galeri Sugeng tersebut dijual Rp 60 ribu hingga Rp 1,5 juta. Harga vintage board tersebut tergantung dari ukuran vintage sign dan tingkat model vintage art. Sugeng mengatakan modal awal usaha vintage sign art tersebut sekitar Rp 30 juta dan saat ini telah memiliki 13 karyawan. Sugeng mengakui dalam sebulan omzetnya mencapai puluhan juta rupiah. Namun, untuk kelancaran pemasaran ia mengakui hanya mengandalkan pesanan dari warga asing khususnya Eropa."Pembeli papan nama kebanyakan orang Eropa dan lokal jarang sekali," kata Sugeng.(ZIZ/Aris Wicaksono dan Putu Setiawan)
http://mobile.liputan6.com/
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Vintage Sign ~ Vintage Sign Art ~ Vintage Art ~ Sign Art ~ Vintage Board ~ Sign Board ~ Vintage ~ Board dan Vintage Sign : Vintage Sign Art – Vintage Sign Board Bekasi di 88db.com