Sabtu, 18 April 2009
Menjaga stamina dan kesehatan selama bulan Puasa selalu dikaitkan dengan mengonsumsi makanan suplemen. Padahal, jika pola makan kita sudah seimbang, suplemen kesehatan tidak lagi diperlukan. Berbagai produk obat suplemen mulai gencar dipromosikan sebelum bulan Puasa tiba. Untuk menarik pembeli, khasiat dari makanan suplemen ini sering dipromosikan secara berlebihan. Bukan hanya mampu mencegah berbagai penyakit, suplemen kesehatan yang sebenarnya adalah produk untuk memelihara kesehatan juga diklaim mampu mengobati berbagai macam penyakit.
Vivi (38), seorang ibu rumah tangga, sudah lama menderita diabetes. Karena bosan berobat ke dokter dan takut pada efek samping obat-obat kimia yang diolah di pabrik, Vivi menghentikan pengobatannya dan beralih ke obat suplemen yang ditawarkan seorang teman. "Setelah minum makanan kesehatan (dia menyebut nama produk), rasa nyeri di telapak kaki saya hilang. Gula darah saya juga tidak pernah tinggi lagi," ungkap Vivi berpromosi.
Bisnis nutrisi makanan sudah lama menggejala di Tanah Air. Berbagai produk suplemen makanan kesehatan yang diimpor dari negara-negara seperti Amerika, China, bahkan Arab bukan hanya dijual di toko, tetapi juga dijual langsung dengan cara pemasaran bertingkat (multilevel marketing/MLM). Produk nutrisi makanan yang ditawarkan sebagian besar berasal dari bahan alam seperti ekstrak bayam, minyak ikan, ekstrak bunga tertentu, bahkan ada juga kolostrum sapi yang dipercaya bisa menambah kekebalan tubuh pada manusia. Karena produk yang ditawarkan harus diimpor, jangan heran jika harganya mencapai ratusan ribu rupiah per kemasan.
Demi menggaet pelanggan, para pelaku bisnis ini tidak segan-segan memunculkan kesaksian sejumlah pasien. Pasien yang tentu saja sudah menjadi anggota jaringan bisnis ini lalu mengaku berhasil sembuh atau terhindar dari komplikasi penyakit yang dideritanya setelah mengonsumsi produk suplemen terus-menerus.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ruslan Aspan menegaskan, suplemen makanan berfungsi untuk memelihara kesehatan, bukan obat yang bisa menyembuhkan. "Suplemen tidak boleh diklaim mampu mencegah atau menyembuhkan penyakit tertentu. Suplemen hanya bisa mengurangi risiko terjadinya sesuatu akibat penyakit tersebut, bukan mengobati penyakitnya," tegas Ruslan.
Ruslan menambahkan, membujuk seseorang untuk membeli produk suplemen dengan cara membuat kesaksian-kesaksian adalah pelanggaran. Namun, BPOM kesulitan mengawasi praktik semacam itu karena cara penjualan pada MLM lebih tertutup.
http://www2.kompas.com/
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Makanan Suplemen - Makanan Kesehatan - Suplemen Kesehatan - Nutrisi Makanan - Obat Suplemen dan Makanan Suplemen-Suplemen Kesehatan: Nutrisi Makanan-Obat Suplemen di 88db.com
0 komentar:
Posting Komentar