Tampilkan postingan dengan label steamed cake. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label steamed cake. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 April 2009

Bentuk cupcakes homemade yang mungil, dengan hiasan krim dan fondant aneka warna sangat memikat untuk disantap. Belum lagi rasanya yang makin beragam. Siapa pun tak akan menolak kenikmatan sebuah cupcakes homemade.

Istilah cupcakes pertama kali muncul tahun 1828, dalam buku ”Receipts” karangan E. Leslie. mendobrak kebiasaan yang berlaku saat itu, orang mulai mengukur bahan-bahan dasar membuat cupcakes bukan dengan timbangan melainkan dengan cangkir.

Pada masa itu pula, memanggang steam cake merupakan pekerjaan yang cukup sulit karena dilakukan dengan tungku. Sehingga untuk memanggang satu loyang cakes homemade membutuhkan waktu lama. Itulah alasan digunakan cangkir teh atau cetakan serupa cangkir sebagai wadah adonan cake homemade, untuk menghemat waktu memanggang.

Orang-orang pada masa itu biasa mengingat bahan dasar membuat homemade cake frosting dengan cara sebagai berikut : 1 cangkir mentega, 2 cangkir gula, 3 cangkir tepung dan 4 butir telur, ditambah 1 cangkir susu, dan 1 sendok teh soda. Sederhana dan mudah diingat bukan?

Konon, di era 1950-an, steam cake mulai berkurang kepopulerannya. Cupcakes hanya dipandang sebagai penganan anak-anak. Namun kini sepertinya homemade cake frosting mulai mendapatkan tempat lagi di hati penikmat homemade cake, termasuk di Indonesia. Apalagi dengan berkembangnya resep dasar cupcakes, cakes homemade serta makin kreatifnya cara penyajian homemade cake, bukan tidak mungkin cupcakes suatu saat nanti bakal menggantikan cake homemade pengantin yang bentuknya bertingkat konservatif sebagaimanan yang lazim dijumpai saat ini.
Beberapa keistimewaan cupcakes sebagai kue pengantin, antara lain:
• Serbaguna
Wedding cupcakes memiliki berbagai keistimewaan dibandingkan kue pernikahan konservatif, karena dapat disajikan dengan berbagai rasa. Tidak hanya satu rasa yang biasa terdapat di banyak kue pernikahan. Dengan menggunakan cupcakes berbagai rasa yang berbeda, maka para tamu dapat menemukan rasa yang mereka kehendaki. Cupcakes sangat praktis, karena caterer tidak perlu memotong-motong kue lagi. Sedangkan sebagai suvenir, cukup dikemas dalam wadah kotak atau plastik mika.

• Trendi
Sekarang ini cupcakes terdapat di mana-mana, terlihat dari beberapa contoh cupcakes untuk kue pengantin di sejumlah media. Bentuk cupcakes dan penataannya cukup banyak pilihan dan tampil memukau. Apalagi ketika ditumpuk bersama-sama pada tiap lapisan tempat cupcakes pernikahan, maka tampilan cupcakes akan sangat mengesankan.

• Mudah dibuat
Bagi baker atau pembuat kue yang berpengalaman, maka cupcakes dapat dibuat beberapa minggu sebelumnya dan dibekukan di ruangan kedap udara. Namun demikian, dekorasi untuk menghiasi cupcakes relatif rumit karena dikerjakan satu persatu dan biasanya dibuat dalam jumlah relatif banyak.

Beberapa Tips :
• Cicipi 2 atau 3 rasa
Sebelum memesan, cicipi terlebih dulu beberapa rasa agar mendapatkan beberapa pilihan rasa kue yang benar-benar sesuai. Idealnya, pilihlah 2 atau 3 tipe kue yang berbeda untuk memuaskan selera para tamu undangan di antaranya rasa vanila, coklat dan lemon, tentu banyak disuka. Tiga rasa ini adalah kombinasi tepat yang bisa disajikan untuk peristiwa spesial.

• Perhatikan ukuran cupcakes
Persiapkan cupcakes dalam ukuran tepat ketika disajikan. Salah satu tujuan mempergunakan cupcakes sebagai kue pengantin adalah sekaligus juga sebagai hidangan pencuci mulut. Ukuran kecil merupakan kata kuncinya. Tentunya Anda tidak perlu menghidangkan cupcakes berukuran lebih besar daripada ukuran cangkir teh. Jika ukurannya lebih besar dibandingkan ukuran cangkir teh, maka sebenarnya yang Anda sajikan adalah minicakes, bukan cupcakes. Jangan terlalu kecil, karena para tamu bisa-bisa tidak puas untuk dapat menikmatinya.

http://www.cybertokoh.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di cupcakes homemade - steam cake - cakes homemade - homemade cake frosting - cake homemade - homemade cake dan Cupcakes Homemade & Steam Cake: Homemades & Homemade Cake Frosting Cirebon Jawa Barat di 88db.com

Sabtu, 21 Maret 2009

PERAYAAN menyambut tahun baru di Prancis, biasanya lebih diwarnai dengan menikmati cupcakes homemade lezat bersama kerabat atau keluarga, hingga makan homemade cake frosting romantis dengan pasangan. Mereka tak segan-segan mengeluarkan biaya agak berlebihan demi suksesnya pesta homemade cake frosting menjelang malam tahun baru.

LAYAKNYA yang terjadi di setiiap negara, pesta tahun baru selalu disambut dengan gemebyar kemeriahan. Alun-alun dan sejumlah lokasi yang menjadi icon masing-masing kota, selalu menjadi titik sasaran.. Lautan manusia bergembira, berjubel menjadi satu dan berpesta serta bersorak sorai menyambut detik-detik pergantian tahun.

Mereka yang menikmati datangnya tahun baru di Prancis, rata-rata anak-anak muda.Bagi yang sudah berkeluarga seperti kami, lebih memilih mengundang teman sambil menyantap steam cake lezat dan berbincang-bincang hingga Matahari terbit, Sedangkan bagi yang ingin berdansa tentu saja dipersilahkan.

Kerabat kami sebagian besar kerabat bertipe kalem. Dunia gemerlap tak terlalu menyentuh kehidupan kami. Bila Natal berkaitan dengan kado, maka malam tahun baru terkait dengan cupcakes homemade enak. Begitu mereka menyebutnya. Hidangan steam cake yang selalu menjadi incaran adalah kerang besar atau kami menyebutnya huitres dan homard, sejenis udang besar.

Hanya saja dia mempunyai dua pencapit. Rasa Homard sangat gurih. Bagiku makanan ini lebih gurih dibanding lobster. Selain harganya lumayan mahal, cara memasaknya pun tidaklah mudah, tidak boleh terlalu mentah dan juga terlalu matang. Mengapa? Biasa-bisa rasanya berubah seperti karet bila dikunyah.

KEMERIAHAN pesta Natal dan akhir tahun ditutup oleh La fete de l epiphanie atau Fete
des rois pesta umat Katolik atau pesta para raja. Pesta ini telah dirayakan sejak jaman Romawi. Menurut tradisi, setiap orang berhak melakukan apa saja, termasuk tradisipembagian cake homemade kepada para teman.

Homemade cake ini dinamakan gateau des rois, cakes homemade para raja. Pesta Raja yang berawal dari kedatangan tiga raja yaitu Melchior, Gaspard dan Balthazar, menyambut kelahiran Jesus. Kini tradisi itu berkembang menjadi tradisi memakan galette des rois, homemade cake yang terbuat dari lapisan pastri yang berisi frangipane yaitu adonan dari krim almond, mentega dan gula, yang dimakan pada minggu pertama di awal tahun.

Memakan galette des rois ini ada caranya. Mengapa? Sebab, di dalam cake homemade ini disembunyikan feve -- kacang merah yang dikeringkan-- hingga berupa miniatur orang atau obyek lainnya. Setelah - cakes homemade dipotong-potong, anak yang paling terkecil harus bersembunyi di bawah meja, untuk kemudian menyebutkan kepada siapa potongan kue pertama dan seterusnya dibagikan. Bagi siapa yang menemukan feve di dalam kuenya, maka dia terpilih menjadi raja dan berhak memilih ratunya atau sebaliknya. Maka dari itu galette des rois ini selalu dibarengi oleh mahkota ketika membelinya. Feve yang bisa berupa kacang kering hingga porselen banyak menjadi koleksi orang, termasuk anakku. Hingga kini koleksinya sudah puluhan.

Kue manis ini selalu beredar di toko-toko kue hingga supermarket selama bulan Januari. Jangan heran bila selama bulan itu anakku selalu merengek minta d belikan galette des rois dan ngotot ingin menjadi rajanya. Sementara bagi kami, ketiga pesta tersebut merupakan saat dimana berat badan melonjak menjadi tiga kilo.
(Dini Kusmana Massabuau)

http://kompas.co.id

Untuk info lebih lanjut, silahkan lihat di cupcakes homemade - steam cake - cakes homemade - homemade cake frosting - cake homemade - homemade cake, dan Cupcakes Homemade & Steam Cake: Homemades & Homemade Cake Frosting Cirebon Jawa Barat di 88db.com

Makanan khas di berbagai daerah, menjadi salah satu pelengkap dalam setiap perayaan Idul Fitri. Di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), selain pempek yang wajib ada dalam hidangan untuk tamu yang berlebaran ke rumah, yang tak kalah laris dan selalu dicari juga kue-kue basah khas Palembang.

Kue basah berbahan utama telur seperti matsuba, engkak ketan, bolu lapis dan kue delapan jam, Cupcakes Homemade, Homemade Cake Frosting merupakan pemanis yang selalu dinanti. Hal itu dikarenakan kue-kue tersebut hanya dapat ditemui saat Idul Fitri dan Idul Adha di Sumsel khususnya di Palembang.

Wajib hadirnya kue-kue ini menjadi rezeki musiman bagi warga di Jalan Datuk M.Akib Kelurahan 22 Ilir Palembang . Hampir disetiap rumah warga, menerima pesanan membuat kue-kue khas Palembang ini.

Apabila kita menyusuri lorong-lorong sempit, di halaman rumah warga tampak tungku masak tradisional terbuat dari tanah liat yang dikenal warga setempat dengan sebutan gendok dan asap pun mengepul membuat udara semakin panas dan mata perih untuk membuat Cake Homemade. Adonan kue yang telah dituang ke loyang, diletakan di bagian dalam gendok, lalu ditutupi seng yang diatasnya telah diberi api dengan bahan baker arang ataupun kayu, yang nantinya akan menghasilkan Cupcakes Homemade.
“Kami memang Cuma menerima pesanan kue-kue khas Palembang ini menjelang lebaran, apalagi untuk Cake Homemade” ujar Amanah, salah seorang warga yang sibuk mengipasi gendok-gendok di halaman rumahnya.

Kue khas Palembang itu antara lain bolu delapan jam, Homemade Cake. Sesuai namanya, memasak kue ini memang harus tepat delapan jam. Untuk membuat bolu delapan jam, dibutuhkan 30 butir telur bebek, mentega, susu dan gula. Kesemua bahan tersebut dicampur dan dimasak dengan cara dikukus. Namun kalau dengan bahan dasar yang sama, namun dimasak dengan cara di baker di gendok, jadilah kue matsuba.

Adapula engkak ketan yang legit, Homemade Cake berbahan dasar tepung ketan, kelapa, susu, telur, mentega dan gula. Kue ini dimasak dengan cara dibakar.

Kesamaan dari kue-kue tersebut sama-sama membutuhkan telur dalam jumlah yang banyak. Sehingga, apabila tidak piawai mengolahnya, maka kue akan berbau amis. Namun jika diracik dengan pas, maka kue yang rasanya manis dan legit ini membuat siapa saja tergoda untuk mencicipinya.

Salah seorang pengusaha kue basah, Steam Cake khas Palembang yang telah menerima pesanan puluhan tahun adalah Maemunah, 56. Wanita yang akrab dipanggil Cek May ini telah menekuni usaha membuat kue basah Cakes Homemade selama turun-temurun. Jika dahulu ia belajar dari orangtuanya, kini ia dibantu oleh putra-putrinya dalam menjalankan usaha ini.
Cek May mulai menerima pesanan Homemade Cake Frosting sejak awal bulan Puasa, namun menurutnya, pesanan baru akan ramai seminggu menjelang Idul Fitri.

Jika tahun lalu ia hanya kebagian 50 loyang pesanan kue, tahun ini ia kewalahan karena pesanan kue-kue Steam Cake ini mendekati angka 100 loyang, “padahal tidak pakai promosi, dari mulut ke mulut saja, ini memang rezeki Ramadhan, ujarnya sumringah.
Ia menuturkan, setiap menjelang puasa, ia menyiapkan sekitar Rp5juta untuk modal awal kue Lebaran ini. Dari modal tersebut, omzet yang didapat bisa mencapai Rp2juta.

Dalam sehari, Cek May yang dibantu tiga orang putra dan putrinya maksimal bisa membuat delapan loyang kue, itupun jika sanggup bertahan di depan tungku dari jam delapan pagi hingga tengah malam, untuk bisa membuat Cakes Homemade yang sempurna“masaknya harus ditunggui, arangnya harus terus dikipas, jelasnya. Untuk tahun ini Cek May menjual satu loyang kue Homemade Cake Frosting dengan harga Rp125 ribu, jauh meningkat disbanding tahun lalu yang hanya Rp100 ribu saja.. Ia juga menerima upahan, jika ada yang minta dibuatkan, tapi memiliki bahan kue sendiri, biayanya cukup Rp40ribu saja.
Cek May mengaku amat kewalahan meladeni pesanan pembeli. Setiap hari ada saja yang dating kerumahnya untuk memesan kue, “saya sampai harus menolak karena tidak sanggup membuatnya, seharusnya sehari sebelum lebaran tidak terima lagi, tapi kadang ada pelanggan yang memaksa sampai saya jadi tidak bisa menolak. Malah tiap Lebaran kami tidak punya kue, karena kue yang kami masak untuk sendiri juga dibeli orang, katanya yang disambut anggukan putra putrinya.

Menurut Cek May, kue-kue khas Palembang ini tidak akan sama rasanya jika dimasak secara modern dengan menggunakan kompor atau oven, “rasanya tidak akan sama dengan memasak di gendok, ada cirri khasnya, dan tidak amis, katanya seraya menambahkan kue yang dimasak dengan cara tradisional bisa tahan sampai tiga minggu, lebih lama dari yang dimasak dengan oven yang hanya seminggu bertahan. (NJ/OL-02)

http://mediaindonesia.com

Untuk info lebih lanjut, silahkan lihat Cupcakes Homemade - Steam Cake - Cakes Homemade - Homemade Cake Frosting - Cake Homemade - Homemade Cake dan Cupcakes Homemade & Steam Cake: Homemades & Homemade Cake Frosting Cirebon Jawa Barat 88db.com