Sabtu, 30 Mei 2009

Tahun depan diperkirakan akan menjadi tahun boomin bagi industri grafika. Pasalnya, saat itu Indonesia memasuki Pemilu, sehingga banyak produk percetakan yang dibutuhkan. “Industri percetakan dengan mesin percetakan itu bak jamur di musim hujan. Pasalnya, industri menggunakan mesin cetak dari penjual plotter ini bakal meningkat drastis saat terjadi peristiwa besar seperti pemilu dan juga pemilihan kepala daerah,” kata Ketua Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), Jimmy Juneanto, di sela-sela pembukaan Surabaya Printing Expo 2008, Kamis (30/10). Sejak semakin banyaknya pemilihan kepala daerah secara langsung, membuat pertumbuhan industri precetakan mesin digital atau plotter outdoor tumbuh pesat, yakni mencapai 70%. Diperkirakan permintaan percetakan digital atau plotter indoor akan tumbuh lebih dari 100% di 2009. Pertumbuhan usaha menggunakan mesin percetakan dari penjual plotter itu didukung oleh meningkatnya anggaran pendidikan, pertumbuhan industri cetak digital iklan out door, pemilihan anggota legislatif dan kepala daerah langsung. “Di India, saat ini ada 500 ribu perusahaan industri grafika menggunakan mesin cetak. Idealnya, Indonesia memiliki 100 ribu perusahaan grafika dengan mesin digital atau plotter outdoor jika didasarkan dari permintaan yang meningkat dan jumlah penduduk,” ujarnya. Sejauh ini, kata Jimmy, di Indonesia sudah ada sekitar 10 ribu perusahaan grafika atau percetakan digital atau plotter indoor, dimana yang 6 ribu perusahaan menjadi anggota PPGI. Dari jumlah itu, 90% nya berupa industri cetak digital skala Usaha Kecil Menengah (UKM). Untuk pameran yang berlangsung di Jatim Ekspo hingga 2 November mendatang, masih di dominasi mesin cetak digital buatan China. “Mulai masuknya mesin cetak asal China ini untuk menyaingi produk dari Amerika, Jepang, dan Eropa yang lebih dulu masuk pasar Indonesia. Namun, segmen yang dibidik adalah kelas menengah ke bawah,” ungkapnya Harga mesin percetakan China harganya disesuaikan dengan pangsa pasarnya, yakni sekitar Rp 200 juta ke bawah, sedangkan buatan Jepang dan Eropa membidik pasar industri komersial dengan harga sampai Rp 7 miliar. Sedangkan mesin dari Amerika membidik pasar industri surat kabar. “Dengan makin banyaknya merek yang ditawarkan, akan menguntungkan pembeli karena harganya juga semakin bersaing,” kata Jimmy. Meski pasarnya besar, lanjut dia, industri dalam negeri belum menangkap peluang pasar dengan membuat mesin percetakan sendiri. Pasalnya, mesin percetakan digital yang ada di pasar lokal semuanya produksi luar negeri. Buatan lokal hanya mesin laminating, itu pun ukurannya kecil. (dra)

http://www.surabayapost.co.id/

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di
Mesin Percetakan | Mesin Cetak | Mesin Digital | Percetakan Digital | Cetak Digital | Jual Plotter | Plotter Outdoor | Plotter Indoor dan Mesin Percetakan & Cetak Digital : Jual Plotter Outdoor & Indoor Surabaya di 88db.com

0 komentar: